Jumat, 21 November 2014

Asas-asas Modern Tata-Negara dan Politik Imam Ali –Bagian Ke-2




Pengantar: Hal yang terpenting dalam pengelolaan sebuah negara, sejak dulu, sesungguhnya tidak jauh berbeda, yaitu bagaimana meningkatkan kondisi sosial-ekonomi masyarakat tanpa harus membahayakan keamanan dan keselamatan masyarakat itu sendiri. Beberapa prinsip dasar dalam manajemen dan pengelolaan negara, bisa disebut antara lain: bagi umat beragama, selain memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan-Nya juga harus melindungi hak setiap warga tanpa perbedaan-perbedaan status maupun latar belakang etnisnya. Memperhatikan orang-orang miskin dan tak berdaya, memberi bantuan, perlindungan, memberlakukan keadilan bagi mereka serta pada akhirnya mewujudkan kedamaian, kesejahteraan, rasa aman, serta kesempatan untuk menjadi manusia yang sebaik-baiknya.

asas-asas itulah yang diterapkan dan diperjuangkan Imam Ali bin Abi Thalib (as) sebagaimana tercermin dalam surat nasihatnya kepada Malik Ashtar, Gubernur di bawah kepemimpinannya, pada tahun 655 M, yang menurut sejumlah pakar tata-negara dan teoritikus politik, merupakan sebuah contoh dokumen yang berisi prinsip-prinsip dasar tentang pengelolaan dan manajemen pemerintahan yang justru sangat modern dan melampaui jamannya, dan tetap relevan untuk konteks saat ini.

Surat Imam Ali yang ditujukan kepada Malik Ashtar ini banyak menginspirasi para ahli dunia –bahkan menjadi banyak acuan bagi para pemimpin, melintasi ruang dan waktu. Tercatat surat ini mampu melintasi Eropa di masa Renaissance, hingga seorang Edward Powcock (1604 – 1691), Profesor di Oxford, menerjemahkan surat ini ke dalam bahasa Inggris untuk pertama kalinya dan pada tahun 1639 dan disebarluaskan melalui serial kuliahnya yang disebut “Rethoric”. (Prof. A. Korkut Ozal, Komisaris BMI, AKOZ VAKF Foundation – Turki). Dan berikut asas-asas dan prinsip-prinsip Tata-Negara dan Kepemimpinan sebagaimana tercermin dalam suratnya kepada Malik Ashtar –yang adalah juga asas-asas tentang bagaimana seorang negarawan memimpin (Bagian Kedua):

Hakim

Hakin yang engkau pilih hendaknya orang yang terbaik dari seluruh rakyatmu, yaitu orang yang berani, tidak mudah diintimidasi, tidak terlalu sering berbuat salah, dan jika tergelincir dalam kesalahan, ia cepat kembali dan sadar. Apabila engkau sudah mendapatkan orang yang layak untuk menjadi hakim, penuhilah kesejahteraannya!

Pegawai Pengadilan

Pilihlah mereka melalui mekanisme seleksi yang fair. Jangan memilih mereka karena kecondongan atau kepentingan pribadi sebab dua hal itu adalah sumber kejahatan dan pengkhianatan. Pilihlah mereka yang telah berpengalaman, memiliki rasa malu, berasal dari keluarga shaleh, dan memiliki pengetahuan mendalam tentang Islam.

Petugas Pajak

Awasilah petugas pajak! Sebab, bagusnya mereka adalah kebaikan bagi semua. Perhatianmu memakmurkan bumi hendaknya lebih besar dari pada perhatianmu untuk memungut pajak. Sebab, pajak hanya dapat dipungut jika bumi sudah makmur.

Bantulah Mereka yang Tertimpa Bencana

Para Pejabat

Amatilah para pejabat dan pegawaimu! Pilihlah di antara mereka untuk menjadi penghubung rahasiamu. Yakni orang-orang yang berkarakter dan berintegritas tinggi serta dapat kau percaya penuh.

Berhati-hati Memilih Pegawai

Menjatuhkan pilihan kepada mereka, hendaknya tidak berdasarkan firasat, buah mimpi, atau prasangka baik. Ujilah mereka dengan pekerjaan yang telah dikerjakan oleh orang-orang sebelumnya. Pilihlah yang terbaik, supaya mereka dapat memberikan pengaruh bagi rakyat.

Perdagangan dan Industri

Terapkanlah sebuah sistem yang baik bagi mereka yang terlibat perdagangan dan industry. Bantu mereka dengan nasihat dan petunjuk yang baik.

Cegah Penimbunan Barang

Cegah mereka dari tindakan menimbun barang dagangan, karena Rasulullah saw. melarang perbuatan itu. Transaksi yang dilakukan hendaknya transaksi yang mudah dan tidak kaku, sesuai prinsip keadilan dengan harga yang tidak merugikan kedua belah pihak.

Fakir Miskin

Demi Allah, jagalah baik-baik hak mereka. Sudah menjadi tanggung jawab untuk melindungi hak mereka. Tetapkanlah bagian yang telah menjadi jatah mereka dalam Baitul Mal, di mana pun mereka berada, baik dekat maupun jauh.

Tugas Sucimu: Anak Yatim dan Manula

Carilah berkah Allah dengan memberi apa yang seharusnya pada mereka, dan tempatkan mereka pada dirimu sebagai satu tugas yang mulia dan suci karena mereka tidak dapat hidup mandiri dan hanya mampu berkeliling mencari derma/sedekah.

Dengarkan Mereka yang Tertindas

Temuilah mereka yang rendah dan tertindas secara berkala dalam sebuah majelis terbuka Dengarkan keluhan mereka dengan hatimu. Jauhkan tentara, pejabat, atau anggota kepolisian maupun dinas rahasia dari sisimu pada saat itu, sehingga para wakil dari orang-orang miskin itu dapat menyampaikan permasalahannya tanpa rasa takut.

Yang Perlu Engkau Tangani Langsung

Adalah menerima rekomendasi dari pejabatmu tentang ganti rugi yang dikeluhkan oleh pegawai rendahanmu. Tuntaskan semuanya di hari itu juga, hari lain ada tugas dan kewajibannya sendiri.

Hubungan dengan Tuhan

Jadikan sebagian besar waktumu untuk berhubungan dengan Allah, meskipun semua aktivitasmu dalam mengurus rakyat sesungguhnya juga untuk Allah (tentu jika niatmu benar dan keadaan rakyatmu jauh dari kedzaliman).

Tidak Dibenarkan Menutup Diri

Menutup diri adalah salah satu bentuk kesusahan yang akan mengurangi pengetahuanmu dalam menyelesaikan berbagai urusan juga akan membuatmu tidak mengetahui apa yang mereka tutupi, sehingga yang besar jadi kecil, yang kecil jadi besar, buruk jadi baik, baik jadi buruk dan kebenaran akan bercampur dengan kebatilan.

Teman Dekat

Tajamkanlah matamu, pada orang-orang yang sejak dulu atau sekonyong dekat denganmu, akan cenderung menggunakan posisinya untuk mengambil atau mengorupsi milik dan hak orang lain serta berlaku tidak adil.

Saudaramu atau Sahabatmu

Pastikan keadilan bagi orang-orang dekatmu dan bagi mereka yang bukan orang dekatmu! Carilah jalan terbaik dalam menerapkan keadilan itu!

Perjanjian Damai

Jangan menolak perjanjian damai yang diusulkan musuh-musuhmu dalam perkara yang diridhai Allah sebab perjanjian itu dapat memberikan ketenangan pada pasukanmu, menenangkan pikiranmu, dan memberikan keamanan bagi negaramu. Namun tetaplah waspada terhadap musuh-musuhmu setelah itu, karena sewaktu-waktu musuh akan mencari kelengahanmu.

Pegang Janji dan Kesepakatanmu

Buatlah perjanjian perdamaian atas dasar niat dan prasangka baik. Jangan membuat perjanjian yang mengandung cela dan jangan membatalkan perjanjian itu setelah Engkau menyepakatinya.

Hindari Pertumpahan Darah

Jangan menumpahkan darah tanpa alasan yang dibolehkan agama. Tak ada sesuatu yang lebih cepet mendatangkan azab, yang lebih cepat menghancurkan negara, daripada menumpahkan darah tanpa alasan yang jelas.

Perintah Terakhir

Hindari membanggakan diri sendiri dan meyakini apa yang kamu kagumi dari dirimu, serta mencintai pujian. Hindari menyebut-nyebut kebaikanmu pada rakyatmu, melebih-lebihkan hasil pekerjaanmu, atau memberikan banyak janji kepada mereka namun tidak kamu tepati.

Jangan ragu untuk menuntaskan suatu hal sebelum waktunya. Jangan bersikeras di saat kau melakukan sesuatu yang salah, dan jangan berlambat bila kau harus mengoreksi sebuah kesalahan.

Jangan menghindar dari konsekuensi kewajiban yang harus kau penuhi. Tahanlah kemarahanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar