Selasa, 03 Maret 2015

Islam dan Nubuwah





Kata “Islam” mempunyai dua konsep. Konsep pertama dapat dilaksanakan secara linguistik. Kata Arab ISLAM berarti “berserah diri secara kehendak sendiri”. Ia dihubungkan kepada berserah diri kepada Tuhan umumnya, dan dalam hal ini ia termasuk segala agama dan berseru bagi jalan Allah di samping mencari terhadapnya suatu pandangan yang lebih luas dengan memasukkan segala objek-objek yang tak dikehendaki. Konsep kedua adalah suatu definisi formil yang mana dihubungkan kepada Islam sebagai suatu masyarakat dan setiap orang yang menyatakan “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah”, adalah seorang Muslim.

Islam sesuai dengan alamnya manusia dan harmonis dengan kebutuhan dan harapannya. Pengalaman manusia menunjukkan bahwa adalah berbahaya untuk bertingkah laku menentang alam seseorang. Umpamanya, tidak bersedia kawin dan berbuat salah terhadap orang lain. Agama menyebut keadaan ini “dosa”. Hal ini adalah suatu pengalaman seseorang yang keadaannya harmonis dengan hukum alam (hukum Tuhan) adalah sesuatu yang baik, umpamanya berbuat benar, dapat dipercayai, baik budi, benar, dan lain-lain. Agama menyebut keadaan ini “baik”.

Beberapa Alasan

I. Manusia lebih mulia dari binatang karena kesanggupan mental dan kebebasannya untuk memilih. Kesanggupan mental adalah tinggi tetapi terbatas. Masalahnya mulai dari tingkat asal alam semesta kepada kehidupan setelah mati. Dia mencari cara terbaik untuk menyelamatkan kehidupannya sekarang dan masa depan. Selanjutnya, ia menempatkan pengetahuannya dengan percobaan dan memeriksa asal dan nilainya. Dia malah menanyakan daya pendengaran dan penglihatannya. Kemudian ia dapat melihat bahwa terdapat suatu ruang lingkup yang besar untuk diperdebatkan yang berbeda mengenai setiap masalah. Filsuf yang mempunyai pandangan yang dalam terhadap masalah ini berbeda tentang konsep pokok. Segala bentuk gagasan yang bertentangan ditemukan bekerjasama dalam dunia falsafah. Ada alam semesta, kata realisme. Idealisme mengatakan bahwa tidak terdapat alam semesta yang benar sama sekali, tetapi ia adalah suatu masalah khayalan bagi Berkeley dan David Hume. Marx mengatakan bahwa pendengaran dan penglihatan kita adalah semata suatu refleksi dari keadaan sekeliling kita. Immanuel Kant dan Descartes mengatakan ada beberapa ilmu fitriah yang pokok. Mereka semua kebingungan, tetapi hal ini harus diakhiri bagaimanapun juga. Karenanya mengutus nabi-nabi tak dapat dielakkan untuk menyelamatkan kemanusiaan dari tenggelam dalam keraguan. Adalah perlu untuk menunjukkan mereka jalan kehidupan yang sejalan dengan hukum Allah, hukum ini adalah agama berdasarkan ke-Tuhanan selama berjalannya sejarah.

II. Tingkah laku dan moral yang tinggi nilainya yang mana nabi-nabi sering menikmatinya sebelum datangnya wahyu. Sebagai contoh dari seorang nabi, mengenai Nabi Muhammad dapat dipertimbangkan. Hal-hal berikut adalah yang menunjukkan Kenabian Muhammad (s.a.w.)

a. Dia terkenal sebagai penuh kebenaran dan sangat dipercayai sebelum beliau mengatakan Kenabiannya. Tingkah laku moralnya adalah unik dan di luar kesangsian atau keraguan.

b. Dia tak pernah meragukan pesannya. Terdapat banyak usaha untuk mengalihkan dia dari tujuannya oleh uang, wanita, bunga, dan lain-lain, tetapi beliau tidak pernah goncang oleh usaha-usaha ini. Beliau hidup selama 23 tahun setelah Kenabiannya, konsisten dalam segala hal.

c. Beliau adalah seorang buta-huruf. Al-Qur’an adalah mukjizat yang mana Tuhan berikan kepadanya untuk membuat percaya umat tentang ajaran dan Kenabiannya. Kesusasteraan yang baik, sistem sosial, ekonomi, spirituil dan politik yang luar biasa adalah benar-benar sempurna dan teratur. Terdapat lebih dari 750 ayat dalam Al-Qur’an yang mengatakan fakta-fakta yang kebanyakan daripadanya tidak akan pernah diketahui oleh ummat pada masa Nabi.

d. Beliau mengetahui tahun matinya. Beliau juga ramalkan banyak hal yang mana telah dipenuhinya

e. Beliau menunggu untuk selama dua tahun setelah diterimanya pertama-tama beberapa bagian dari Al-Qur’an. Di masa periode ini beliau tidak menerima sesuatu wahyu. Fakta historis ini sangat kuat mendukung bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah.

Hidup Setelah Mati

Pokok-pokok pikiran berikut memperkuat adanya suatu kehidupan setelah mati:

a. Penyelidikan tentang psikologi modern dalam lapangan clairvoyance, ramalan, psikokinesis (kerja otak mengenai suatu masalah) dan luar biasanya pendengaran dan penglihatan menunjukkan bahwa manusia tidak terdiri dari jasad saja, tetapi terdapat sesuatu di belakang yang tak dapat dilihat, ahli-ahli psikologi menyebutnya “daya pikir” (yang mana berbeda dari otak). Agama menyebutnya “roh”. Dan itu hanyalah suatu terminologi.

b. Para psikolog bekerja bersama dengan spirituilisme dalam penelitian psikiater modern. Berikut adalah beberapa sarjana yang pernah melaksanakan penelitian dalam bidang ini.

Sir Oliver Lodge

(Pemenang medali Rumford dar R.S., President of The Physical Society of London, dan The British Association for Advancement of Science). Ia menyatakan bahwa: “Berbicara atas diri saya sendiri, dengan tanggung jawab penuh dan hati-hati, saya menyatakan bahwa sebagai hasil dari penyelidikan saya tentang soal-soal fisika, saya secara luas dan diam berangsur-angsur menjadi penuh percaya, setelah lebih dari 30 tahun mempelajarinya, bukan saja ia tetap terus ada sebagai suatu fakta, tetapi komunikasi yang terus berjalan melintasi perut bumi ― dengan susah payah dan dalam keadaan pasti ― adalah mungkin. Kenyataan ini telah memberikan kepercayaan yang pasti kepada saya (i) hidupnya manusia, (ii) mungkinnya berdasarkan pada keadaan yang menguntungkan, mengenai komunikasi antara yang mati dan yang masih hidup, (iii) bahwa mati adalah hanya suatu episode yang terus ada. Saya juga berpendapat cukup kuat bahwa ada semacam bantuan, dibimbing atau didorong untuk membuat kita pada suatu waktu melintasi apa yang sering disebut “teluk” atau melalui apa yang sering disebut “tutup mata”.

Professor Hart (dalam bukunya “The Enigma of Survival”) yang mengutip Lodge mengatakan : “Hipotesis terus ada dalam bentuk kondisi yang lain, dan mungkinnya komunitas melintasi batas bukanlah sesuatu yang bebas dibuat seseorang bagi kesenangannya atau untuk mengalihkan kesukaran atau karena tidak senang terhadap gagasan penghapusan-nya: ia adalah suatu hipotesis yang secara berangsur-angsur memaksa penulis ― sebagaimana juga terhadap banyak orang lainnya ― oleh tekanan yang keras dari pengalaman yang pasti; dasar dari teori atom baginya tidak begitu keras. Bukti terus bertumpuk dan telah membenarkan segala dukungan yang sah dan skeptismisme yang masuk akal.”

Sir William Crookes

(Penemu dari tube Crookes dalam elektrisitas, President dari R.S., Chemical Society, dari The Institute of Electrical Engineering dan The British Association for The Advencement of Science, penemu dari Thalium, dan lain-lain). Ia mulai mengadakan penyelidikan ilmiah tahun 1869 mengenai fenomena yang membawanya kepada penyimpulan “bahwa makhluk yang tak dapat dilihat dan cakap ada yang mengatakan bahwa mereka adalah roh dari orang-orang mati.” Dalam pernyataannya di depan The British Association tahun 1898 : “Tigapuluh tahun telah berlalu sejak saya terbitkan suatu hasil eksperimen yang bermaksud untuk menunjukkan bahwa di luar dari ilmu pengetahuan ilmiah kita, terdapat di sana suatu kekuatan yang digerakkan oleh kecakapan berbeda dari kecakapan yang biasa yang dikenal abadi. Tidak ada yang harus saya kurangi, saya tambahkan kepada apa yang telah saya nyatakan. Benar-benar saya akan menambahkan lebih banyak lagi”.

Keutungan Ilmiah dari Doktrin Islam

Beberapa hal mendukung keuntungan ilmiah ini:

a. Islam menyediakan harapan kepada manusia untuk hidup dengan tujuan yang harus diikuti. Suatu jalan yang mengikat mereka kepada Allah. Suatu tujuan dapat berbeda dari arah yang telah ditetapkan Pencipta karena semata-mata kepentingan nafsu. Perlunya memuaskan Pencipta adalah suatu pemikiran yang agung. Imam Ali (a.s.) mengatakan : “Saya sembah Tuhan bukan karena takut bukan untuk keuntungan, tetapi karena Ia yang seharusnya disembah, dan yang dicintai”. Nafsu-nafsu yang rakus dimanifestasikan dalam kehendak untuk memasuki Surga dan menghindari aniaya Neraka.

b. Islam memenuhi kebutuhan fitriah terhadap kepercayaan agama. Perlunya agama adalah suatu fakta yang diakui oleh semua yang telah mempelajari agama dalam masyarakat manusia.

c. Sikap Islam terhadap “dosa” adalah sesuatu yang rasionil. Ia meminta tanggungjawab dari siapa yang mengerjakan dosa. Dalam kata lain, Islam menolak dosa yang didapat dari orang lain. Sikap ini membebaskan manusia dari perasaan bersalah tentang perbuatan-perbutan jahat yang mana mereka sendiri tidak mengerjakannya.

d. Orang-orang yang percaya siap untuk menghargai mereka sebagai manusia yang dapat dihargai dan mempunyai perasaan yang sama pula terhadap pihak lain. Penghargaan ini adalah hasil dari komunikasi mereka dengan Pencipta, yaitu melalui sembahyang, puasa, menunaikan haji, dan lain-lain.

e. Falsafah Islam tentang kehidupan menghasilkan yang baik dan perasaan halus dalam pandangan Muslim. Pandangan Muslim tentang kehidupan adalah kerjasama (62 Kelelawar): “Berapa banyak binatang buas yang tidak mempunyai makanannya sendiri, tetapi Tuhan menyediakan baginya dan Anda”. (22/Lembu) : “Siapa yang menugaskan kepada Anda bumi ini untuk tempat istirahat, dan langit bagi sebuah gendang besar, dan menurunkan air dari langit, dimana Ia menghasilkan buah-buahan bagi kamu untuk dimakan”. Sekarang dapat diambil menjadi pegangan bahwa ada ketentraman, harmonis dan kerjasama di bumi. Sebaliknya, pandangan materialistis mengenai kehidupan adalah suatu perjuangan, perlombaan tidak sehat dan perang. Karena itu falsafah Islam menghasilkan perasaan damai dan ketenangan. Falsafah materialistis mengorbankan ketegangan, perlombaan dan peperangan di antara manusia.

Sumber: Islam
Penerbit : Islamic Research Institute
Tahun Penerbitan : 1974

Tidak ada komentar:

Posting Komentar