Kata “Islam” mempunyai dua
konsep. Konsep pertama dapat dilaksanakan secara linguistik. Kata Arab ISLAM
berarti “berserah diri secara kehendak sendiri”. Ia dihubungkan kepada berserah
diri kepada Tuhan umumnya, dan dalam hal ini ia termasuk segala agama dan
berseru bagi jalan Allah di samping mencari terhadapnya suatu pandangan yang
lebih luas dengan memasukkan segala objek-objek yang tak dikehendaki. Konsep
kedua adalah suatu definisi formil yang mana dihubungkan kepada Islam sebagai
suatu masyarakat dan setiap orang yang menyatakan “Tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah Rasul Allah”, adalah seorang Muslim.
Islam sesuai dengan alamnya manusia dan harmonis dengan kebutuhan dan harapannya. Pengalaman manusia menunjukkan bahwa adalah berbahaya untuk bertingkah laku menentang alam seseorang. Umpamanya, tidak bersedia kawin dan berbuat salah terhadap orang lain. Agama menyebut keadaan ini “dosa”. Hal ini adalah suatu pengalaman seseorang yang keadaannya harmonis dengan hukum alam (hukum Tuhan) adalah sesuatu yang baik, umpamanya berbuat benar, dapat dipercayai, baik budi, benar, dan lain-lain. Agama menyebut keadaan ini “baik”.
Beberapa Alasan
I. Manusia lebih mulia
dari binatang karena kesanggupan mental dan kebebasannya untuk memilih.
Kesanggupan mental adalah tinggi tetapi terbatas. Masalahnya mulai dari tingkat
asal alam semesta kepada kehidupan setelah mati. Dia mencari cara terbaik untuk
menyelamatkan kehidupannya sekarang dan masa depan. Selanjutnya, ia menempatkan
pengetahuannya dengan percobaan dan memeriksa asal dan nilainya. Dia malah
menanyakan daya pendengaran dan penglihatannya. Kemudian ia dapat melihat bahwa
terdapat suatu ruang lingkup yang besar untuk diperdebatkan yang berbeda
mengenai setiap masalah. Filsuf yang mempunyai pandangan yang dalam terhadap
masalah ini berbeda tentang konsep pokok. Segala bentuk gagasan yang
bertentangan ditemukan bekerjasama dalam dunia falsafah. Ada alam semesta, kata
realisme. Idealisme mengatakan bahwa tidak terdapat alam semesta yang benar
sama sekali, tetapi ia adalah suatu masalah khayalan bagi Berkeley dan David
Hume. Marx mengatakan bahwa pendengaran dan penglihatan kita adalah semata
suatu refleksi dari keadaan sekeliling kita. Immanuel Kant dan Descartes
mengatakan ada beberapa ilmu fitriah yang pokok. Mereka semua kebingungan,
tetapi hal ini harus diakhiri bagaimanapun juga. Karenanya mengutus nabi-nabi tak dapat dielakkan untuk menyelamatkan
kemanusiaan dari tenggelam dalam keraguan. Adalah perlu untuk menunjukkan
mereka jalan kehidupan yang sejalan dengan hukum Allah, hukum ini adalah agama
berdasarkan ke-Tuhanan selama berjalannya sejarah.
II. Tingkah laku dan moral yang tinggi nilainya yang mana nabi-nabi sering menikmatinya sebelum datangnya wahyu. Sebagai contoh dari seorang nabi, mengenai Nabi Muhammad dapat dipertimbangkan. Hal-hal berikut adalah yang menunjukkan Kenabian Muhammad (s.a.w.)
II. Tingkah laku dan moral yang tinggi nilainya yang mana nabi-nabi sering menikmatinya sebelum datangnya wahyu. Sebagai contoh dari seorang nabi, mengenai Nabi Muhammad dapat dipertimbangkan. Hal-hal berikut adalah yang menunjukkan Kenabian Muhammad (s.a.w.)
a. Dia terkenal sebagai penuh kebenaran dan sangat dipercayai sebelum beliau mengatakan Kenabiannya. Tingkah laku moralnya adalah unik dan di luar kesangsian atau keraguan.
b. Dia tak pernah meragukan
pesannya. Terdapat banyak usaha untuk mengalihkan dia dari tujuannya oleh uang,
wanita, bunga, dan lain-lain, tetapi beliau tidak pernah goncang oleh
usaha-usaha ini. Beliau hidup selama 23 tahun setelah Kenabiannya, konsisten
dalam segala hal.
c. Beliau adalah seorang
buta-huruf. Al-Qur’an adalah mukjizat yang mana Tuhan berikan kepadanya untuk
membuat percaya umat tentang ajaran dan Kenabiannya. Kesusasteraan yang baik,
sistem sosial, ekonomi, spirituil dan politik yang luar biasa adalah benar-benar
sempurna dan teratur. Terdapat lebih dari 750 ayat dalam Al-Qur’an yang
mengatakan fakta-fakta yang kebanyakan daripadanya tidak akan pernah diketahui
oleh ummat pada masa Nabi.
d. Beliau mengetahui tahun
matinya. Beliau juga ramalkan banyak hal yang mana telah dipenuhinya
e. Beliau menunggu untuk
selama dua tahun setelah diterimanya pertama-tama beberapa bagian dari
Al-Qur’an. Di masa periode ini beliau tidak menerima sesuatu wahyu. Fakta
historis ini sangat kuat mendukung bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah.
Hidup Setelah Mati
Pokok-pokok pikiran
berikut memperkuat adanya suatu kehidupan setelah mati:
a. Penyelidikan tentang psikologi modern dalam lapangan clairvoyance, ramalan, psikokinesis (kerja otak mengenai suatu masalah) dan luar biasanya pendengaran dan penglihatan menunjukkan bahwa manusia tidak terdiri dari jasad saja, tetapi terdapat sesuatu di belakang yang tak dapat dilihat, ahli-ahli psikologi menyebutnya “daya pikir” (yang mana berbeda dari otak). Agama menyebutnya “roh”. Dan itu hanyalah suatu terminologi.
b. Para psikolog bekerja
bersama dengan spirituilisme dalam penelitian psikiater modern. Berikut adalah
beberapa sarjana yang pernah melaksanakan penelitian dalam bidang ini.
Sir Oliver Lodge
(Pemenang medali Rumford
dar R.S., President of The Physical Society of London, dan The British
Association for Advancement of Science). Ia menyatakan bahwa: “Berbicara atas
diri saya sendiri, dengan tanggung jawab penuh dan hati-hati, saya menyatakan
bahwa sebagai hasil dari penyelidikan saya tentang soal-soal fisika, saya
secara luas dan diam berangsur-angsur menjadi penuh percaya, setelah lebih dari
30 tahun mempelajarinya, bukan saja ia tetap terus ada sebagai suatu fakta,
tetapi komunikasi yang terus berjalan melintasi perut bumi ― dengan susah payah
dan dalam keadaan pasti ― adalah mungkin. Kenyataan ini telah memberikan
kepercayaan yang pasti kepada saya (i) hidupnya manusia, (ii) mungkinnya
berdasarkan pada keadaan yang menguntungkan, mengenai komunikasi antara yang
mati dan yang masih hidup, (iii) bahwa mati adalah hanya suatu episode yang
terus ada. Saya juga berpendapat cukup kuat bahwa ada semacam bantuan,
dibimbing atau didorong untuk membuat kita pada suatu waktu melintasi apa yang
sering disebut “teluk” atau melalui apa yang sering disebut “tutup mata”.
Professor Hart (dalam bukunya “The Enigma of Survival”) yang mengutip Lodge mengatakan : “Hipotesis terus ada dalam bentuk kondisi yang lain, dan mungkinnya komunitas melintasi batas bukanlah sesuatu yang bebas dibuat seseorang bagi kesenangannya atau untuk mengalihkan kesukaran atau karena tidak senang terhadap gagasan penghapusan-nya: ia adalah suatu hipotesis yang secara berangsur-angsur memaksa penulis ― sebagaimana juga terhadap banyak orang lainnya ― oleh tekanan yang keras dari pengalaman yang pasti; dasar dari teori atom baginya tidak begitu keras. Bukti terus bertumpuk dan telah membenarkan segala dukungan yang sah dan skeptismisme yang masuk akal.”
Sir William Crookes
(Penemu dari tube Crookes
dalam elektrisitas, President dari R.S., Chemical Society, dari The Institute
of Electrical Engineering dan The British Association for The Advencement of
Science, penemu dari Thalium, dan lain-lain). Ia mulai mengadakan penyelidikan
ilmiah tahun 1869 mengenai fenomena yang membawanya kepada penyimpulan “bahwa
makhluk yang tak dapat dilihat dan cakap ada yang mengatakan bahwa mereka adalah
roh dari orang-orang mati.” Dalam pernyataannya di depan The British
Association tahun 1898 : “Tigapuluh tahun telah berlalu sejak saya terbitkan
suatu hasil eksperimen yang bermaksud untuk menunjukkan bahwa di luar dari ilmu
pengetahuan ilmiah kita, terdapat di sana suatu kekuatan yang digerakkan oleh
kecakapan berbeda dari kecakapan yang biasa yang dikenal abadi. Tidak ada yang
harus saya kurangi, saya tambahkan kepada apa yang telah saya nyatakan.
Benar-benar saya akan menambahkan lebih banyak lagi”.
Keutungan Ilmiah dari Doktrin Islam
Beberapa hal mendukung
keuntungan ilmiah ini:
a. Islam menyediakan harapan kepada manusia untuk hidup dengan tujuan yang harus diikuti. Suatu jalan yang mengikat mereka kepada Allah. Suatu tujuan dapat berbeda dari arah yang telah ditetapkan Pencipta karena semata-mata kepentingan nafsu. Perlunya memuaskan Pencipta adalah suatu pemikiran yang agung. Imam Ali (a.s.) mengatakan : “Saya sembah Tuhan bukan karena takut bukan untuk keuntungan, tetapi karena Ia yang seharusnya disembah, dan yang dicintai”. Nafsu-nafsu yang rakus dimanifestasikan dalam kehendak untuk memasuki Surga dan menghindari aniaya Neraka.
b. Islam memenuhi kebutuhan fitriah terhadap kepercayaan agama. Perlunya agama adalah suatu fakta yang diakui oleh semua yang telah mempelajari agama dalam masyarakat manusia.
c. Sikap Islam terhadap
“dosa” adalah sesuatu yang rasionil. Ia meminta tanggungjawab dari siapa yang
mengerjakan dosa. Dalam kata lain, Islam menolak dosa yang didapat dari orang
lain. Sikap ini membebaskan manusia dari perasaan bersalah tentang
perbuatan-perbutan jahat yang mana mereka sendiri tidak mengerjakannya.
d. Orang-orang yang
percaya siap untuk menghargai mereka sebagai manusia yang dapat dihargai dan
mempunyai perasaan yang sama pula terhadap pihak lain. Penghargaan ini adalah
hasil dari komunikasi mereka dengan Pencipta, yaitu melalui sembahyang, puasa,
menunaikan haji, dan lain-lain.
e. Falsafah Islam tentang
kehidupan menghasilkan yang baik dan perasaan halus dalam pandangan Muslim.
Pandangan Muslim tentang kehidupan adalah kerjasama (62 Kelelawar): “Berapa
banyak binatang buas yang tidak mempunyai makanannya sendiri, tetapi Tuhan
menyediakan baginya dan Anda”. (22/Lembu) : “Siapa yang menugaskan kepada Anda bumi
ini untuk tempat istirahat, dan langit bagi sebuah gendang besar, dan
menurunkan air dari langit, dimana Ia menghasilkan buah-buahan bagi kamu untuk
dimakan”. Sekarang dapat diambil menjadi pegangan bahwa ada ketentraman,
harmonis dan kerjasama di bumi. Sebaliknya, pandangan materialistis mengenai
kehidupan adalah suatu perjuangan, perlombaan tidak sehat dan perang. Karena
itu falsafah Islam menghasilkan perasaan damai dan ketenangan. Falsafah
materialistis mengorbankan ketegangan, perlombaan dan peperangan di antara
manusia.
Sumber: Islam
Penerbit : Islamic
Research Institute
|
Tahun Penerbitan :
1974
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar