Amerika
Serikat sengaja menciptakan ISIS sebagai robot dan mesin yang dapat mereka
mainkan sebagai senjata politik sekaligus senjata dalam arti yang sebenarnya
demi target politik mereka, termasuk dalam soal minyak.
ISIS
Harus Dilawan Dengan Perang Total
Amerika
Serikat menggelar Management Konflik di Irak (Measurd War, read). “ISIS masih
diperlukan, sepanjang tidak menjadi bola liar”
10
Agustus 2014
Orang
tidak harus menjadi Profesor Studi Perang West Point untuk mengetahui ISIS.
Mereka keras dalam tujuannya, yakni pembentukan dan pertumbuhan sebuah
kekhalifahan era baru. Mereka telah mengklaim pembentukan kekhalifahan dan
mengumumkan pemimpin mereka: Abu Bakr al-Baghdadi.
Tujuan
mereka sekarang adalah untuk tumbuh dengan menaklukkan wilayah baru, dengan
tidak menunjukkan belas kasihan pada para penentangnya.
Hanyalah
satu cara untuk mengalahkan ISIS, yaitu ”Perang Total”.
Perang
total membutuhkan kehancuran menyeluruh atau penyerahan tanpa syarat atas musuh
(Seperti Invasi AS ke Jepang pada PD II). Karena (seperti Dai Nippon), ISIS
tidak akan menyerah, dan pola pikir mereka membuktikan itu, sehingga hanya
kehancuran total yang tersisa sebagai pilihan.
Mengingat
penyakit ini, mereka tidak bisa dikalahkan dengan cara sedikit demi sedikit.
Pemboman sporadis dan kampanye militer pendek tidak akan mengalahkan mereka.
Kita
harus membentuk koalisi. Jika kita tidak bisa melakukan itu, kita harus pergi
sendiri. Kita harus masuk dengan 300.000 tentara dan dengan kekuatan besar dan
membunuh mereka semua.
Namun
Obama tidak mau melakukannya. Administrasi Obama justru mewacanakan
"Solusi politik", dan Ini adalah puncak kebodohan (dari sudut pandang
ini, dan bukan tujuan riil jangka panjang).
Hal
ini dipertegas dengan rilis per 7 Agustus 2014, dimana Juru bicara Gedung Putih
Sec. Josh Earnest menegaskan bahwa, tidak ada solusi militer untuk krisis di
Irak sekarang. "Tidak ada solusi militer untuk masalah (yang sangat sulit)
yang ada di Irak sekarang," kata Earnest. "Satu-satunya solusi yang
ada adalah Solusi Politik Irak," tegasnya.
Lebih
jauh, Agustus 7, 2014 "Sebagai
panglima tertinggi,” Obama pada hari Kamis, tinimbang mengambil opsi Perang
Total untuk melenyapkan ISIS, ia justru mengumumkan untuk hanya menggelar
“Serangan udara terbatas”, yang sebagaimana dikritisi oleh banyak pihak sebagai
“Mission Imposible” bila hal itu diharapkan untuk dapat mengalahkan ISIS.
Serangan
terbatas tersebut, dengan pembatasan pada melindungi kepentingan AS di Erbil
(wilayah Otoritas Kurdi) dan Baghdad (Pemerintahan pusat di Selatan Irak),
“dengan bonus”, memecahkan pengepungan yang digelar ISIS pada komunitas Yazidi
di Gunung Sinjar (atau dengan kata lain, bukan untuk melenyapkan ISIS).
Dari
premis ini, AS melepaskan pemberontakan yang bergerak dari arah Utara pada
Pemerintah Irak (dengan pihak Kurdi tidak ikut campur), dan ISIS sebagai ujung
tombak konflik tiga dimensi dapat terus beroperasi hingga rekonsiliasi
‘barangkali’ dapat diusahakan oleh internal Irak sendiri, atau Irak pada
akhirnya, sesuai peta Timur Tengah Baru, pecah menjadi tiga Negara (dengan
kepentingan AS di Erbil maupun di Baghdad tetap aman).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar