Jumat, 22 Agustus 2014

Jangan Bela Islam Dengan Makian



Oleh Nadir Amirali

“Ajaklah orang-orang (kepada kebenaran) tanpa menggunakan lidah-lidah kalian.” ~ Imam Jafar al-Shadiq as.

Salah satu alasan penting—jika bukan yang paling penting—Nabi saw. diutus ke dunia ini adalah untuk menyempurnakan karakter moral kita. Beliau datang ke dunia ini untuk mengajak kita kepada Kebenaran. Tapi bagaimana beliau melakukan itu? Beliau mengajak kepada kebenaran lebih dari sekedar dengan lidah. Beliau menyeru orang-orang dengan lidahnya, perilakunya, kebiasannya, dan dengan setiap inci tubuh dan jiwanya. Nabi merupakan manifestasi Kebenaran di segala cara lebih dari yang bisa kita bayangkan. Hadis dari Imam Jafar al-Shadiq di atas, sangat penting untuk diingat dan dilakukan.


Hari ini, umat muslim menderita karena berbagai masalah: Islam dilihat sebagai hal-hal praktis, misoginis, dan kepercayaan abad pertengahan dengan hukum-hukum yang tidak manusiawi. Umat muslim dipandang sebagai pelaku kekerasan, teroris yang menindas wanita dan pembawa bom bunuh diri. Sekarang, banyak alasan kenapa Islam dan muslim memiliki reputasi buruk di mata masyarakat, dan saya bahkan tidak bisa menguraikan alasan-alasan tersebut. Tapi saya melihat satu hal yang tidak membantu sama sekali, yakni kurangnya karakter moral kita.

Kunjungi YouTube dan carilah video yang berhubungan dengan muslim. Setiap video, sekalipun yang pro-Islam. Lihat ke bagian komentar dan bacalah. Banyak kata-kata kotor, kan? Suatu hari, saya sedang melihat video Glenn Beck yang marah-marah tentang “Islamofascism” dan bagaimana moralitas politik akan menghancurkan kita semua. Setelah menyaksikan itu, saya memutuskan untuk berkomentar tentang standar ganda kebijakan luar negeri Amerika. Tidak lama kemudian, saya menerima pesan pribadi:

“Go Islamo**** yourself you ****sucking pedophile worshipper!”

Itulah pesan yang saya terima. Sama sekali tidak masuk akal. Saya tidak mengerti bahkan, mengapa orang ini mengirimkan pesan itu karena saya tidak menghina atau menyebut nama siapapun. Saya bahkan tidak tahu apa tujuan yang dia capai dengan mengirimkan pesan seperti itu.

Awalnya saya cukup terganggu dan berpikir untuk membalasnya, tapi saya sadar bahwa hal itu hanya akan memulai persaingan dan kata-kata makian. Saya mengabaikannya dan menghapus pesan itu. Namun, jika kalian melihat bagian komentar di bawah video yang berhubungan dengan Islam, kalian akan melihat beberapa orang benar-benar mencoba “membela” Islam, seperti:

“Man **** anyone who thinks this video is funny. people die in ashur for Imam Hussein SALAM ALLAH ALAH…..And u sons of ******* put music in it…..Allah EW Akbar”

Seperti inikah cara kita membela agama Kebenaran?! Nabi mengajarkan kita untuk menjadi beradab bahkan di depan kelompok barbar, namun beginikah kita berkelakuan? Sangat kacau balau: kita memilih untuk tidak lebih tinggi di atas malaikat (sebagaimana mestinya), tapi membungkuk lebih rendah dari hewan. Ya, kita harus membela Islam, tapi belalah tidak hanya menggunakan kata-kata, tapi juga perilaku kita. Hanya karena seseorang menyebut kita “ragheads” [pelecehan untuk pemakai serban] bukan berarti kita harus menyebut mereka “crackers” [istilah rasis untuk orang kulit putih]

Saya pernah mendengar ceramah Syekh Jehad Esmail waktu Arbain dan beliau memberikan sebuah contoh yang bagus tentang bagaimana membela Islam, tapi pada saat yang sama, mengajak orang kepada Islam. Dia berkata bahwa ketika kita punya, misalkan sepotong coklat yang manis, dan kita menceritakan kepada orang-orang di sekitar kita betapa lezatnya coklat itu, tapi kita makan tanpa membaginya, apa yang orang lain dapat pelajari? Mereka tidak dapat merasakan coklat. Lalu bagaimana mereka tahu rasanya enak atau tidak? Di sisi lain, jika kita mengambil sepotong coklat dan memotongnya menjadi dua bagian dan membagi kepada orang di sekitar kita, kita tidak perlu mengatakan kepada mereka betapa lezatnya coklat itu. Mereka akan merasakannya sendiri!

Begitu pula, ketika berbicara tentang Islam, kita bisa mempromosikan Islam sebanyak yang kita mau dengan lidah kita dan mengatakan bahwa Islam menghormati orang lain dan agama yang toleran, tapi kita tidak akan mendapatkan satu orang pun pengikut. Jika kita benar-benar menghormati orang lain dan benar-benar berperilaku berdasarkan ajaran Islam, kita tidak perlu mengatakan sepatah katapun. Perilaku kita akan berbicara. Inilah apa yang Imam Shadiq maksud ketika beliau bersabda, “Ajaklah orang-orang (kepada kebenaran) tanpa menggunakan lidah-lidah kalian.”

Kita harus menumbuhkan jiwa positif, identitas Islam. Kita harus menjadi orang yang paling bekerja keras, hormat, bersih, dan setia di dalam masyarakat. Jika kita menjadi muslim yang baik, tidak hanya akan menarik orang-orang kepada Islam, kita akan menyiapkan sebuah contoh baik bagi pemuda-pemudi untuk diikuti. Ketika mereka melihat sebuah agama dipraktikkan sebagaimana mestinya, mereka akan tumbuh menjadi muslim kuat yang memegang bendera Allah dan nabi-Nya dengan bangga.

Penerjemah: Ali Reza Aljufri © 2010 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar