“Ajaklah
orang-orang (kepada kebenaran) tanpa menggunakan lidah-lidah kalian.” ~ Imam
Jafar al-Shadiq as.
Salah
satu alasan penting—jika bukan yang paling penting—Nabi saw. diutus ke dunia
ini adalah untuk menyempurnakan karakter moral kita. Beliau datang ke dunia ini
untuk mengajak kita kepada Kebenaran. Tapi bagaimana beliau melakukan itu?
Beliau mengajak kepada kebenaran lebih dari sekedar dengan lidah. Beliau
menyeru orang-orang dengan lidahnya, perilakunya, kebiasannya, dan dengan
setiap inci tubuh dan jiwanya. Nabi merupakan manifestasi Kebenaran di segala
cara lebih dari yang bisa kita bayangkan. Hadis dari Imam Jafar al-Shadiq di
atas, sangat penting untuk diingat dan dilakukan.
Hari
ini, umat muslim menderita karena berbagai masalah: Islam dilihat sebagai
hal-hal praktis, misoginis, dan kepercayaan abad pertengahan dengan hukum-hukum
yang tidak manusiawi. Umat muslim dipandang sebagai pelaku kekerasan, teroris
yang menindas wanita dan pembawa bom bunuh diri. Sekarang, banyak alasan kenapa
Islam dan muslim memiliki reputasi buruk di mata masyarakat, dan saya bahkan
tidak bisa menguraikan alasan-alasan tersebut. Tapi saya melihat satu hal yang
tidak membantu sama sekali, yakni kurangnya karakter moral kita.
Kunjungi
YouTube
dan carilah video yang berhubungan dengan muslim. Setiap video, sekalipun yang
pro-Islam. Lihat ke bagian komentar dan bacalah. Banyak kata-kata kotor, kan?
Suatu hari, saya sedang melihat video Glenn Beck yang marah-marah tentang “Islamofascism” dan bagaimana moralitas politik akan
menghancurkan kita semua. Setelah menyaksikan itu, saya memutuskan untuk
berkomentar tentang standar ganda kebijakan luar negeri Amerika. Tidak lama
kemudian, saya menerima pesan pribadi:
“Go Islamo****
yourself you ****sucking pedophile worshipper!”
Itulah
pesan yang saya terima. Sama sekali tidak masuk akal. Saya tidak mengerti
bahkan, mengapa orang ini mengirimkan pesan itu karena saya tidak menghina atau
menyebut nama siapapun. Saya bahkan tidak tahu apa tujuan yang dia capai dengan
mengirimkan pesan seperti itu.
Awalnya
saya cukup terganggu dan berpikir untuk membalasnya, tapi saya sadar bahwa hal
itu hanya akan memulai persaingan dan kata-kata makian. Saya mengabaikannya dan
menghapus pesan itu. Namun, jika kalian melihat bagian komentar di bawah video
yang berhubungan dengan Islam, kalian akan melihat beberapa orang benar-benar
mencoba “membela” Islam, seperti:
“Man ****
anyone who thinks this video is funny. people die in ashur for Imam Hussein
SALAM ALLAH ALAH…..And u sons of ******* put music in it…..Allah EW Akbar”
Seperti
inikah cara kita membela agama Kebenaran?! Nabi mengajarkan kita untuk menjadi
beradab bahkan di depan kelompok barbar, namun beginikah kita berkelakuan?
Sangat kacau balau: kita memilih untuk tidak lebih tinggi di atas malaikat
(sebagaimana mestinya), tapi membungkuk lebih rendah dari hewan. Ya, kita harus
membela Islam, tapi belalah tidak hanya menggunakan kata-kata, tapi juga
perilaku kita. Hanya karena seseorang menyebut kita “ragheads” [pelecehan untuk pemakai serban] bukan
berarti kita harus menyebut mereka “crackers”
[istilah rasis untuk orang kulit putih]
Saya
pernah mendengar ceramah Syekh Jehad Esmail waktu Arbain dan beliau memberikan
sebuah contoh yang bagus tentang bagaimana membela Islam, tapi pada saat yang
sama, mengajak orang kepada Islam. Dia berkata bahwa ketika kita punya,
misalkan sepotong coklat yang manis, dan kita menceritakan kepada orang-orang
di sekitar kita betapa lezatnya coklat itu, tapi kita makan tanpa membaginya,
apa yang orang lain dapat pelajari? Mereka tidak dapat merasakan coklat. Lalu
bagaimana mereka tahu rasanya enak atau tidak? Di sisi lain, jika kita
mengambil sepotong coklat dan memotongnya menjadi dua bagian dan membagi kepada
orang di sekitar kita, kita tidak perlu mengatakan kepada mereka betapa
lezatnya coklat itu. Mereka akan merasakannya sendiri!
Begitu
pula, ketika berbicara tentang Islam, kita bisa mempromosikan Islam sebanyak
yang kita mau dengan lidah kita dan mengatakan bahwa Islam menghormati orang
lain dan agama yang toleran, tapi kita tidak akan mendapatkan satu orang pun
pengikut. Jika kita benar-benar menghormati orang lain dan benar-benar berperilaku berdasarkan ajaran
Islam, kita tidak perlu mengatakan sepatah katapun. Perilaku kita akan
berbicara. Inilah apa yang Imam Shadiq maksud ketika beliau bersabda, “Ajaklah
orang-orang (kepada kebenaran) tanpa menggunakan lidah-lidah kalian.”
Kita
harus menumbuhkan jiwa positif, identitas Islam. Kita harus menjadi orang yang
paling bekerja keras, hormat, bersih, dan setia di dalam masyarakat. Jika kita
menjadi muslim yang baik, tidak hanya akan menarik orang-orang kepada Islam, kita
akan menyiapkan sebuah contoh baik bagi pemuda-pemudi untuk diikuti. Ketika
mereka melihat sebuah agama dipraktikkan sebagaimana mestinya, mereka akan
tumbuh menjadi muslim kuat yang memegang bendera Allah dan nabi-Nya dengan
bangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar