Oleh Maggie
Gaster (16 Mei 2008)
Ide tentang perjalanan
menembus waktu selalu dianggap sebagai sains fiksi. Einstein tidak tahu bahwa
teori relativitas khususnya akan mengarah pada kemungkinan aktual perjalanan
waktu. Bila kita dapat memulai perjalanan menembus waktu, dunia penuh
kemungkinan akan terbuka. Kita bisa kembali ke masa lalu dan melihat semua
kenyataan dibanding berspekulasi berdasarkan dokumentasi yang ditinggalkan
orang-orang. Karena kita belum pernah menganggap perjalanan waktu sebagai
sebuah kemungkinan, dunia akan seperti sekarang bila kita tidak melakukannya.
“Menurut teori
Relativitas Khusus Einstein, waktu melambat ketika sebuah objek mendekati
kecepatan cahaya. Ini membawa banyak ilmuwan kepada keyakinan bahwa perjalanan
yang lebih cepat dari kecepatan cahaya bisa membuka kemungkinan perjalanan waktu
ke masa lalu dan masa depan” (How Time Travel Will Work, Kevin Bonsor).
Sekarang ini para
ilmuwan menggunakan temuan dan riset Einstein untuk menyelidiki black hole
(lubang hitam) dan wormhole
(lubang cacing). Black hole adalah jalan masuk menuju wormhole
dan mereka mengkondensasikan materi sampai sedemikian rupa sehingga cahaya
sekalipun tidak dapat melarikan diri. Wormhole adalah seperti terowongan
menembus lengkungan ruang dan waktu yang dapat membawa Anda menuju masa lalu,
masa depan, atau tempat lain di alam semesta.
Ilmuwan berpikir bahwa
jika mereka dapat memanipulasi wormhole (lubang cacing) dan black
hole (lubang hitam), mereka
dapat melintasinya. Walaupun kita belum punya informasi untuk melakukannya, di
masa mendatang hal ini akan menjadi mungkin. Namun, seandainya ilmuwan memang
berusaha menciptakan alat untuk perjalanan waktu, mereka mungkin memasuki
beberapa paradoks umum yang telah digali oleh penulis-penulis sains fiksi dalam
ceritanya.
“Satu masalah bandel
terkait perjalanan waktu adalah bahwa ia diperbelit dengan beberapa macam
paradoks. Contoh, paradoks orang tanpa orang-tua: Apa yang terjadi jika Anda
kembali ke masa lalu dan kemudian membunuh orang-tua Anda sebelum Anda
terlahir? Jika orang-tua Anda mati sebelum Anda lahir, maka bagaimana bisa Anda
terlahir untuk membunuh mereka?” (Michio Kaku, Is Time Travel Possible?)
Kembalinya orang-orang ke masa lalu dan
mengubah masa depan dari masa lalu mungkin tidak akan terlalu membantu kemajuan
ras manusia. Bisa saja itu sangat merusak karena bisa mengubah dunia yang kita
kenal hari ini. Boleh jadi bila sesuatu diubah, seperti Anda mengatakan kepada
pilot sebuah pesawat komersial besar bahwa Anda berasal dari masa depan, itu
bisa membuat mereka marah dan menyebabkan mereka mencelakakan pesawat. Semua
orang dalam pesawat akan mati, dan mereka tidak bisa melakukan sesuatu untuk
membuat masa depan. Contohnya, Steve Jobs bisa saja berada di pesawat tersebut
sebelum dia memulai Apple, lalu bagaimana dengan dunia? Tanpa ipod,
bukan mac
book, bagaimana CAT akan berfungsi?
Perjalanan waktu adalah wilayah yang belum
digali saat ini karena kita belum bereksperimen dengannya sama sekali. Kita
masih belum tahu apakah kita bisa terperangkap dalam paradoks atau tidak.
Michio Kaku menggambarkan paradoks orang yang kembali ke masa lalu dan membunuh
orang-tuanya sendiri sebelum dirinya sempat hidup. Tapi bagaimana dia bisa
membunuh mereka di masa lalu, bila dia tidak terlahir? Namun, teori lain
mengenai paradoks adalah bahwa itu tidak mungkin terjadi karena alam semesta
selalu mengkoreksi dirinya sendiri.
“Sebuah pendekatan teknis yang menarik untuk
memecahkan persoalan paradoks adalah prinsip self-consistency Novikov yang diajukan oleh Dr. Igor
Novikov. Pada esensinya prinsip ini mengatakan bahwa paradoks tidak akan
terjadi – mustahil menciptakan paradoks sekeras apapun Anda mencoba. Menurut
pandangan ini, alam semesta ‘memperbaiki diri’ dalam suatu cara. Bila Anda
berupaya menembak kakek Anda, maka akan ada sesuatu yang keliru – Anda akan
meleset, senapan Anda akan macet, dan lain-lain. Atau, seandainya Anda
berhasil, Anda akan berpikir bahwa ayah Anda diadopsi; jadi dia masih bisa
lahir dan masih bisa menikahi ibu Anda. Ini mengingatkan saya pada prinsip anthropic:
beginilah alam semesta, karena jika tidak begini kita tidak akan di sini” (www.horologystuff.com/time/travel/paradox.html).
Ini membuktikan bahwa apa yang dikatakan
Michio Kaku itu salah, dan juga membuktikan bahwa tak ada ilmuwan yang tahu
pasti apa yang akan terjadi seandainya kita mampu kembali ke masa lalu. Mungkin
itulah mengapa riset berjalan sedikit demi sedikit, sehingga kita tidak
terburu-buru dan menciptakan bencana besar. Bila teori ini benar tentang alam
semesta yang “memperbaiki diri”, maka akan lebih aman bagi kita untuk
perlahan-lahan dalam perjalanan waktu. Kalau tidak, bisa berbahaya.
Teori lain yang bertentangan dengan teori
Michio Kaku adalah bahwa Anda takkan pernah mampu mengejar aliran waktu. Anda
tak bisa bergerak lebih cepat daripada aliran waktu, atau setidaknya, kita
belum tahu bagaimana mengejarnya.
“Mari kita pikirkan lebih jauh apa yang akan
terjadi seandainya Anda kembali ke masa lalu dan membunuh diri Anda sendiri
yang masih muda. Akankah Anda segera menghilang seperti dalam film-film?
Jawabannya tidak. Aliran waktu adalah satu detik per detik. Perubahan yang
dimulai di masa lalu harus bergerak lebih cepat daripada aliran waktu untuk
mengejar diri Anda yang sekarang. Inilah mengapa mengubah masa lalu tidak
mengubah masa depan” (Michael Amaral, On the Feasibility of Time Travel and its Implications)(www.rosecroixjournal.org/issues/2004_vol_01/articles/vol1_01_09_amaral.pdf).
Kutipan ini menawarkan alasan lebih ilmiah
tentang mengapa ide Michio Kaku mengenai paradoks perjalanan waktu tidak akan
bekerja. Ini lebih bertalian dengan teori Einstein tentang mengejar kecepatan
cahaya. Anda harus mengubah masa lalu lebih cepat daripada aliran waktu, atau
Anda takkan mampu mengejar diri Anda sendiri. Kebanyakan ide yang mendukung
atau menentang paradoks perjalanan waktu dan efek merusak dari perjalanan waktu
hanyalah spekulasi. Secara teoritis perjalanan waktu dapat dilakukan, namun
kita tidak tahu apa akibat dari pengacauan waktu.
Kesimpulannya, persamaan Einstein untuk
relativitas yang memungkinkan black hole (lubang hitam),
berkat pertolongan Karl Schwarzchild, adalah fondasi yang membuat perjalanan
waktu menjadi mungkin. Fiksi menginspirasi para ilmuwan, yang bekerja untuk
membuktikan bahwa perjalanan waktu adalah mungkin, untuk membawa ide itu lebih
jauh.
Jadi, secara teori adalah mungkin untuk masuk
ke black
hole (lubang hitam),
pintu masuk menuju wormhole (lubang cacing),
dan berjalan dari satu titik dalam struktur waktu menuju titik lain mendahului
kecepatan cahaya. Ini dimungkinkan karena waktu melengkung ke dalam, dan ada
beberapa titik yang saling berdekatan lantaran lengkungan tersebut.
Bagaimanapun, sekalipun perjalanan waktu
adalah mungkin, atau kelak kita akan paham bagaimana melintasi wormhole (lubang cacing), barangkali ada
beberapa resiko bila kita mengubah masa lalu. Satu peristiwa kecil di masa lalu
yang diubah, barangkali dapat mengubah seluruh masa depan. Atau alam semesta
memang mengkoreksi dirinya sendiri seperti dinyatakan Novikov. Jadi, walau kita
tidak tahu seberapa besar resiko melakukan perjalanan waktu, sains membuktikan
bahwa itu bisa dilakukan. Kita hanya belum bisa melakukannya, tapi di masa
depan, kita mungkin mampu berjalan menembus waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar