[08/12/2010]
Hojjatul Islam
Wal Muslimin Haydar Moslehi, Menteri Intelijen Republik Islam Iran menjelaskan
perincian pembebasan Heshmatullah Attarzadeh, diplomat Iran yang diculik di Peshawar, Pakistan. Heshmatullah Attarzadeh, diplomat Repubik
Islam Iran yang diculik sekitar bulan November 2008 di Peshawar, Pakistan
akhirnya berhasil dibebaskan oleh para intelijen Iran yang biasa disebut
sebagai Sarboz-e Gomnom-e Emam Zaman (intelijen dengan sandi pasukan rahasia
Imam Mahdi).
Hojjatul Islam Wal
Muslimin Heydar Moslehi hari ini di hadapan para wartawan terkait diplomat Iran
yang diculik di Pakistan mengatakan, “Lembaga-lembaga di dunia yang menyebut
dirinya sebagai pembela hak asasi manusia, sangat disayangkan mereka hadir di
kawasan negara-negara Islam yang menciptakan instabilitas di banyak negara.”
Seraya memperingatkan
negara-negara kawasan Moslehi menegaskan, “Amerika, Mossad, dan dinas-dinas
rahasia negara-negara Eropa dengan alasan kosong hadir di kawasan hanya untuk
menciptakan instabilitas.” Ditambahkannya, “Sekaitan dengan hal ini, di bulan
Aban 1387 (November 2008) terjadi peristiwa menyakitkan di Pakistan dan
Heshmatullah Attarzadeh, diplomat Republik Islam Iran di Peshawar, Pakistan
diculik oleh kelompok bersenjata yang didukung oleh Mossad dan CIA.”
Menteri Intelijen Moslehi
mengatakan, “Kami telah meminta Pakistan agar mengambil langkah-langkah untuk
membebaskan diplomat ini, tapi dinas rahasia negara ini tidak mampu berbuat
apa-apa untuk menghadapi dinas rahasia negara-negara arogan dan Mossad yang
hadir di kawasan.” Dijelaskannya, “Untuk itu Departemen Intelijen mulai
mengambil langkah-langkah untuk membebaskan diplomat Iran dan akhirnya dalam
sebuah operasi intelijen sulit, saudara-saudara kami di departemen berhasil
membawa kembali Attazadeh ke tanah air.”
CIA dan MOSSAD Bingung Soal
Pembebasan Attarzadeh
Hojjatul Islam Wal
Muslimin Heydar Moslehi juga menyatakan akan menjelaskan detil terkait operasi
pelik ini di waktu yang akan datang dan mengatakan, “Dinas Rahasia Amerika
(CIA) dan Israel (Mossad) masih bingung soal bagaimana proses pembebasan
diplomat Iran ini.”
Menteri Intelijen Heydar
Moslehi menyatakan penyesalannya terhadap negara-negara kawasan yang masih
bekerjasama dengan dinas rahasia Amerika dan Mossad. Diingatkannya, “Republik
Islam Iran dengan kekuatan yang dimilikinya mampu menghadapi konspirasi spionase
asing dan bahkan mempecundanginya.”
Moslehi mengatakan bahwa
Iran di kawasan memiliki kemampuan intelijen luar biasa seraya menyatakan,
“Kekuatan ini tidak hanya bermanfaat bagi Iran, tapi juga bagi kawasan Timur
Tengah.”
Dilanjutan ucapannya,
Moslehi menasihati dinas-dinas rahasia negara-negara di kawasan untuk lebih
berhati-hati dengan dinas-dinas rahasia Amerika dan Inggris. Karena kehadiran
mereka di kawasan semakin meningkatkan terciptanya instabilitas.
Sekaitan dengan kasus
penculikan diplomat Iran di Pakistan, Moslehi menjelaskan, “Ada kelompok yang
menculik Heshmatullah Attarzadeh di Peshawar. Sebuah kelompok bersenjata yang
punya hubungan erat dengan CIA dan Mossad. Kelompok ini punya banyak tuntutan,
namun Republik Islam Iran dengan penuh kekuatan dan tanpa memenuhi tuntutan
mereka mampu membebaskan diplomatnya.”
Penangkapan Rigi Bukti
Ketangguhan Intelijen Iran
Menteri Intelijen Iran
juga menyinggung soal penangkapan gembong teroris kelompok Jundullah,
Abdolmalek
Rigi dan mengatakan, “Penangkapan Rigi sebenarnya tidak terlalu
penting, tapi bentuk langkah dan spionase yang dimiliki dalam penangkapannya
menunjukkan ketangguhan intelijen Republik Islam Iran di atas Mossad dan CIA.
Penangkapan Rigi mampu
merenggut kejayaan intelijen dari tangan kekuatan hegemoni dan menyatakan,
“Segala pengakuan Rigi sangat penting terkait intelijen dan kami membutuhkan
waktu untuk memanfaatkan pengakuan Rigi di pelbagai bidang.”
Seraya menyinggung
pengakuan Abdolmalek Rigi terkait banyak masalah dan langkah-langkah yang
dimanfaatkan oleh pelbagai dinas rahasia seperti Mossad, CIA dan M16, Moslehi
mengatakan, “Tidak lama lagi kami akan menjelaskan lebih terperinci mengenai
masalah ini kepada masyarakat Iran.” (IRNA doc:0303)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar