Dengan
demikian ketika rombongan haji telah tiba di Ghadir Khum yang merupakan
persimpangan bagi para jamaah haji untuk kembali ke rumah masing2, Rasulullah
Saw memerintahkan rombongan-nya untuk berhenti dan mendirikan kemah. Ketika
jamaah haji lainnya tiba di Ghadir Khum, yang saat itu jumlahnya mencapai
sekitar 120 ribu orang, Rasulullah naik ke mimbar dan menyampaikan pidatonya.
Setelah
menyampaikan pidatonya, Nabi meminta Imam Ali naik ke mimbar dan mengangkat
tangan Imam serta mengenalkan kepada umat Islam bahwa Ali bin Abi Talib adalah
penggantinya. Nabi bersabda bahwa ketaatan kepada Ali bin Abi Thalib sama
dengan ketaatan kepada beliau. Selanjutnya Nabi memberitahukan kepada umat
Islam bahwa keluarganya (Ahlul Bait) posisinya setara dengan al-Quran. Nabi
mengingatkan bahwa Ahlul Bait dan al-Quran tidak akan terpisah hingga Hari
Kiamat kelak. Keduanya menurut Nabi merupakan harapan kebahagiaan umat Islam.
Tak
lama setelah itu, Rasulullah Saw akhirnya menemui Tuhannya. Sang penyebar
ajaran Ilahi ini setelah berjuang selama 23 tahun kemudian meninggalkan dunia
yang fana ini. Adapun Allah Swt berjanji akan menjaga Kitab Suci al-Quran dari
tangan-tangan jahil yang berusaha mengubahnya.
إِنَّا
نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.” (Q.S.15:9)
Kini
Ali bin Abi Talib, kelahiran Ka’bah dan besar di pangkuan Nabi, orang pertama
yang memeluk Islam yang mengikuti setiap detik turunnya wahyu karena berada di
sisi Rasul mulai mengkhawatirkan masa depan umat Islam.
Kini
kami akan mengetengahkan khutbah Rasul dan menjadikannya peta jalan risalah
beliau guna membuka kembali perjalanan umat Islam. Kami berharap dengan upaya
ini umat tidak akan terjebak ke jalan menyimpang dan menjadikan mereka sebagai
penyeru pesan Rasul ke dunia. Tak hanya itu, kami juga berharap pembaca menjadi
rasul-rasul di tengah keluarga dan kerabatnya yang meneruskan misi Rasulullah
Saw dan ajaran Ilahi.
Harapan
ini selaras dengan sabda Rasul yang menyebutkan, “Wahai kalian yang hadir dan
mendengar pesan ini! Wajib bagi kalian ketika pulang ke rumah masing-masing
memberitahukan pesan ini kepada mereka yang tidak hadir.”
Khutbah Rasul di
Ghadir Khum
“Puji-pujian
hanya milik Allah. Kami memohon pertolongan, dan keyakinan, serta kepada-Nyalah
kami beriman. Kami mohon perlindungan kepada-Nya dari kejahatan jiwa-jiwa kita
dan dosa-dosa perbuatan kita. Sesungguhnya tiada petunjuk bagi seseorang yang
telah Allah sesatkan, dan tiada seorang pun yang sesat setelah Allah beri
petunjuk baginya.”
“Hai,
kaum Muslimin! ketahuilah bahwa Jibril sering datang padaku membawa perintah
dari Allah, yang Maha Pemurah, bahwa aku harus berhenti di tempat ini dan
memberitahukan kepada kalian suatu hal. Lihatlah! Seakan-akan waktu semakin
dekat saat aku akan dipanggil (oleh Allah) dan aku akan menyambut
panggilannya.”
“Hai,
Kaum Muslimin! Apakah kalian bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan
Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya. Surga adalah benar, neraka adalah
benar, kematian adalah benar, kebangkitan pun benar, dan ‘hari itu pasti akan
tiba, dan Allah akan membangkitkan manusia dari kuburnya?” Mereka menjawab:
“Ya, kami meyakininya.”
Nabi
melanjutkan: “Hai, kaum Muslimin! Apakah kalian mendengar jelas suaraku?”
Mereka menjawab: “Ya.” Rasul berkata: “Dengarlah! Aku tinggalkan bagi kalian 2
hal paling berharga dan simbol penting yang jika kalian setia pada keduanya,
kalian tidak akan pernah tersesat sepeninggalku. Salah satunya memiliki nilai
yang lebih tinggi dari yang lain.”
Orang-orang
bertanya: “Ya, Rasulullah, apakah dua hal. yang amat berharga itu?”
Rasulullah
menjawab: “Salah satunya adalah kitab Allah dan lainnya adalah Itrah
Ahlulbaitku (keluargaku).
Berhati-hatilah
kalian dalam memperlakukan mereka ketika aku sudah tidak berada di antara
kalian, karena, Allah, Yang Maha Pengasih, telah memberitahukanku bahwa dua
hal. ini (Quran dan Ahlulbaitku) tidak akan berpisah satu sama lain hingga
mereka bertemu denganku di telaga (al-Kautsar).
Aku
peringatkan kalian, atas nama Allah mengenai Ahlulbaitku. Aku peringatkan
kalian atas nama Allah, mengenai Ahlulbaitku. Sekali lagi! Aku peringatkan
kalian, atas nama Allah tentang Ahlulbaitku!”
“Dengarlah!
Aku adalah penghulu surga dan aku akan menjadi saksi atas kalian maka
barhati-hatilah kalian memperlakukan dua hal. yang sangat berharga itu
sepeninggalanku. Janganlah kalian mendahului mereka karena kalian akan binasa,
dan jangan pula engkau jauh dari mereka karena kalian akan binasa!”
“Hai,
kaum Muslimin! Tahukah kalian bahwa aku memiliki hak atas kalian lebih dari
pada diri kalian sendiri?” Orang-orang berseru: “Ya, Rasulullah.” Lalu Rasul
mengulangi: “Hai, kaum Muslimin? Bukankah aku memiliki hak atas kaum beriman
lebih dari ada diri mereka sendiri?” Mereka berkata lagi: “Ya, Rasulullah.”
Kemudian
Rasul berkata: “hai Kaum Muslim! Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan aku
adalah Maula semua orang-orang beriman,” Lalu ia merengkuh tangan Ali dan
mengangkatnya ke atas. la berseru: “Barang siapa mengangkatku sebagai Maula,
maka Ali adalah Maulanya pula (Nabi mengulang sampai tiga kali)
Ya,
Allah! Cintailah orang yang mencintainya dan musuhilah orang-orang yang
memusuhinya. Bantulah orang-orang yang membantunya. Selamatkanlah orang-orang
Yang menyelamatkannya, dan jagalah kebenaran dalam dirinya ke mana pun ia
berpaling! (artinya, jadikan ia pusat kebenaran).
Ali
adalah putra Abu Thalib, saudaraku, Washi-ku, dan penggantiku (khalifah) dan
pemimpin sesudahku. Kedudukannya bagiku bagaikan kedudukan Harun bagi Musa,
hanya saja tidak ada Nabi setelahku. la adalah pemimpin kalian setelah Allah
dan Utusan-Nya.”
“Hai,
kaum Muslimin! Sesungguhnya Allah telah menunjuk dia menjadi pemimpin kalian.
Ketaatan padanya wajib bagi seluruh kaum Muhajirin dan kaum Anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan dan penduduk kota dan kaum
pengembara, orang-orang Arab dari orang-orang bukan Arab, para majikan dan
budak, orang-orang tua dan muda, besar dan kecil, putih dan hitam.”
“Perintahnya
harus kalian taati, dan kata-katanya mengikat serta perintahnya menjadi
kewajiban bagi setiap orang yang meyakini Tuhan yang satu. Terkutuklah
orang-orang yang tidak mematuhinya, dan terpujilah orang-orang yang
mengikutinya, dan orang-orang yang percaya kepadanya adalah sebenar-benarnya
orang beriman. Wilayahnya (keyakinan kepada kepemimpinannya) telah Allah, Yang
Maha kuasa dan Maha tinggi, wajibkan.”
“Hai
kaum Muslimin, pelajarilah Quran! Terapkanlah ayat-ayat yang jelas maknanya
bagi kalian dan janganlah kalian mengira-ngira ayat-ayat yang bermakna ganda!
Karena, Demi Allah, tiada seorang pun yang dapat menjelaskan ayat-ayat secara
benar akan makna serta peringatannya kecuali aku dan lelaki ini (Ali), yang
telah aku angkat tangannya ini di hadapan diriku sendiri.”
“Hai
kaum Muslimin, inilah terakhir kalinya aku berdiri di mimbar ini. Oleh
karenanya, dengarkan aku dan taatilah dan serahkan diri kalian kepada kehendak
Allah. Sesungguhnya Allah adalah Tuhan kalian. Setelah Allah, Rasulnya,
Muhammad yang sedang berbicara kepada kalian, adalah pemimpin kalian.
Selanjutnya sepeninggalku, Ali adalah pemimpin kalian dan Imam kalian atas
perintah Allah. Kemudian setelahnya kepemimpinan akan dilanjutkan oleh
orang-orang yang terpilih dalam keluargaku hingga kalian bertemu Allah dan
Rasulnya.”
“Lihatlah,
sesungguhnya, kalian akan menemui Tuhanmu dan ia akan bertanya tentang
perbuatan kalian. Hati-hatilah! Janganlah kalian berpaling sepeninggalku,
saling menikam dari belakang! Perhatikanlah! Adalah wajib bagi orang-orang yang
hadir saat ini untuk menyampaikan apa yang aku katakan kepada mereka yang tak
hadir karena orang-orang yang terpelajar akan lebih memahami hal ini daripada
beberapa orang yang hadir dari saat ini. Dengarlah! Sudahkah aku sampaikan ayat
Allah kepada kalian? Sudahkah aku sampaikan pesan Allah kepada kalian?” Semua
orang menjawab, “Ya.” Kemudian Nabi Muhammad berkata, “Ya, Allah, saksikanlah.”
Belum
lagi pertemuan akbar ini bubar, Jibril turun membawa wahyu dari Allah swt
kepada Nabi-Nya.
الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ
دِينًا
ۚفَمَنِ
اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙفَإِنَّ اللَّـهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. 3: 3)
Kemudian
Rasul bertakbir, Allah Akbar! Selamat atas disempurnakannya agama dan
disempurnakannya nikmat dan keridhaan Allah terhadap risalahku dan kepemimpinan
Ali sepeninggalku.
Setelah
takbir Nabi tersebut, umat Islam berduyun-duyun memberikan selamat kepada Imam
Ali as. Orang paling pertama yang mengucapkan selamat kepada Imam Ali adalah
Abu Bakar dan Umar. Keduanya berkata, selamat kepadamu wahai Abu Turab! Kini
Kamu menjadi pemimpin kami dan maula setiap laki-laki serta wanita mukmin.
Ibnu
Abbas berkata: “Saya bersumpah bahwa wilayah terhadap Ali diwajibkan bagi
seluruh umat.” Hasan bin Tsabit berkata, “Wahai Rasulullah! Izinkan Aku
mengumandangkan syair tentang Ali.” Nabi pun kemudian mengijinkan Hasan bin
Tsabit membacakan syair tentang peristiwa Ghadir Khum dan pengangkatan Imam Ali
as.
ینادیهم
یوم الغدیر نبیهم بخم فاسمع بالرسول منادیا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar