Pertempuran
Khandaq (Arab:غزوة الخندق) juga dikenal sebagai Pertempuran Al-Ahzab,
Pertempuran Konfederasi, dan Pengepungan Madinah yang terjadi pada bulan Syawal
tahun 5 Hijriah atau pada tahun 627 Masehi. Pengepungan Madinah ini dipelopori
oleh pasukan gabungan antara kaum kafir Quraisy Makkah dan Yahudi Bani Nadir
(al-Ahzaab). Pengepungan Madinah ini dimulai pada 31 Maret, 627 H dan berakhir
setelah 27 hari.
Pertempuran
ini dinamai Pertempuran Khandaq (Arab الخندق) karena parit yang digali oleh
umat Islam dalam persiapan untuk pertempuran. Kalimat Khandaq adalah bentuk
kata bahasa Arab dari bahasa Persia “kandak” (yang berarti “Itu yang telah
digali”).
Pertempuran
juga disebut sebagai Pertempuran Konfederasi (bahasa Arab غزوة الاحزاب).
Al-Qur’an menggunakan istilah sekutu (Arab الاحزاب) dalam surah Al-Ahzab [Quran
33:9-32] untuk menunjukkan konfederasi Arab Pagan dan Arab Yahudi terhadap
Islam.
Pengepungan
adalah “pertempuran kecerdasan”, di mana para ahlik taktik Muslim mengatasi
lawan-lawan mereka, sementara jatuh korban sangatlah sedikit. Upaya konfederasi
untuk mengalahkan kaum Muslim gagal, dan kekuatan Islam menjadi berpengaruh di
wilayah tersebut. Akibatnya, tentara Muslim mengepung sekitar Banu Qurayza,
yang mengarah ke penyerahan tanpa syarat mereka. Kekalahan itu menyebabkan
Makkah kehilangan perdagangan mereka dan sebagian besar adalah kehormatan harga
diri mereka.
Untuk
melindungi Madinah dari serangan gabungan, maka dibuatlah parit sebagai
strategi berperang untuk menghindari serbuan langsung dari pasukan Al-Ahzab
Quraisy dan Bani Nadir. Strategi pembuatan parit di sela-sela daerah yang tidak
terlindungi oleh pegunungan sebagai tempat perlindungan adalah strategi dari
sahabat Rasulullah S.A.W bernama Salman al-Farisi yang berasal dari Persia,
sehingga perang ini disebut dengan pertempuran parit atau Perang khandaq.
Sejatinya strategi ini berasal dari Persia, yang dilakukan apabila mereka
terkepung atau takut dengan keberadaan pasukan berkuda.
Lalu
digalilah parit di bagian utara Madinah selama sembilan/sepuluh hari. Pasukan
gabungan datang dengan kekuatan 10.000 pasukan yang siap berperang. Pasukan
gabungan membuat kemah di bagian utara Madinah, karena di tempat itu adalah
tempat yang paling tepat untuk melakukan perang. Pada Pertempuran Khandaq,
terjadi pengkhianatan dari kaum Yahudi Bani Qurayzhah atas kesepakatan yang
telah disetujui sebelumnya untuk mempertahankan kota Madinah, tetapi Bani
Quraizhah mengkhianati perjanjian itu.
Setelah
terjadi pengepungan selama satu bulan penuh, Nua’im bin Mas’ud al-Asyja’i yang
telah memeluk Islam tanpa sepengetahuan pasukan gabungan dengan keahliannya
berhasil memecah belah pasukan gabungan. Lalu Allah S.W.T mengirimkan angin
yang memporakporandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk
mereka, dan memadamkan api mereka. Hingga akhirnya pasukan gabungan kembali ke
rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar