Dengan
menyatakan dukungan pada militer Amerika Serikat (AS) untuk menyerang Suriah,
sebagai Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Shiddiq benar-benar tidak memahami konsep
bernegara. Di antara konsep bernegara itu adalah tidak boleh satu negara
manapun menyerang negara lain.
Serangan
kepada negara lain, kata Ketua Dewan Syuro Persaudaraan Pekerja Muslim
Indonesia (PPMI) 98, Syahganda Nainggolan, dibolehkan bila mendapat persetujuan
dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan ini dinamakan sebagai UN Force.
Sementara AS, untuk menyerang Suriah, sama sekali tidak melalui persetujuan
PBB, dan ini artinya serangan unilateral yang illegal.
“Sikap
AS yang mendukung kudeta Jenderal Asisi atas Morsy di Mesir saja menggetarkan
dunia, karena itu bentuk intervensi tidak langsung AS. Ini Mahfud mendukung
intervensi atau serangan militer AS pada Suriah. Sebagai Ketua Komisi I, ia
benar-benar mempertontonkan kenaifan dan kebodohan,” kata Syahganda Nainggolan
sebagaimana diberitakan Rakyat Merdeka Online (Jumat, 6/9).
Apalagi,
hingga saat ini, lanjut Syahganda, alasan AS menyerang Suriah karena menuding
Pemerintahan Assad menggunakan senjata kimia juga belum terbukti. Dan memang
membuktikan penggunaan senjata kimia ini cukup sulit, sebab faktanya AS juga
memasok senjata kepada pemberontak.
Betapa
tak rasionalnya serangan AS ke Suriah ini, masih kata Syahganda, capres saingan
Obama yang kini jadi senator, John McCain, juga tak serius saat rapat dengar
pendapat antara pemerintaha Obama dengan Senat. McCain malah asyik bermain game
poker di telepon selulernya daripada mendengarkan presentasi Menteri Pertahanan
AS dan Menteri Luar Negeri AS.
“Kalau
Mahfudz mendukung serangan militer AS ke Suriah, lalu dampaknya, nanti Indonesia
juga diserang AS atau negara lain boleh dong. Makannya dukungan Mahfud ini
benar-benar tak masuk akal,” demikian Syahganda, yang juga Dewan Pengarah
Alumni ITB.
Sebelumnnya
diberitakan, Ketua Komisi I, Mahfudz Shiddiq, di gedung DPR, Komplek Parlemen, Senayan,
Jakarta (Kamis, 5/9). Mendukung invasi Amerika ke Suriah.
“Tetapi
harus merupakan serangan militer terbatas, pada pusat-pusat kekuatan militer
Suriah. Dan tidak ada operasi militer darat yang lebih luas, karena kita harus
hindari, jangan sampai menjadi Irak ke dua,” katanya.
Wasekjen
DPP PKS juga menuduh bahwa militer Suriah terbukti sudah mulai menggunakan
senjata kimia. Dan ini tentu saja sudah melanggar berbagai konvensi dan aturan
dunia internasional.
“Jadi
menurut saya, (serangan militer AS ke Suriah) ini perspektifnya sudah atas nama
penyelamatan kemanusiaan,” ungkap Mahfudz [IT/SA]. Saturday 7 September 2013
04:17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar