“Likhamsatun utfi bihim harral wabail hatimah, al mustofa (Nabi
Muhammad) wal murtadho (Sayyidina Ali), wabnahuma (Imam Hasan dan Imam Husain)
wa fatimah (Sayidah Fatimah az Zahra)
Di sebuah gunung yang senantiasa diselimuti salju yang terletak di
Timur Turki, tersembunyi sebuah misteri “berharga” yang berusia lebih
dari 5000 tahun. Sudah beratus-ratus orang mencoba untuk mendaki GunungAghi-Dahl yang
kerap dijuluki juga sebagai “Gunung Kesengsaraan”atau dengan nama
peta- nya yaitu Mount Ararat, namun hanya beberapa orang saja yang
berhasil menaklukannya. Selebihnya hanyalah menambah deretan panjang
pendaki-pendaki yang menjadi korban keganasannya.
Hingga hari ini, hanya ada beberapa orang pendaki yang dapat sampai ke puncak Ararat sekaligus dapat menyaksikan dengan mata kepala sendiri sebuah artefak yang ‘maha berharga’ tersimpan abadi di puncaknya. Lalu apakah sebenarnya artefak “maha berharga” yang terkubur selama ribuan tahun di puncak Ararat itu? Menurut para ahli kepurbakalaan, mereka menafsirkan bahwa artefak dengan dimensi yang sangat besar tersebut tak lain adalah The Great Noah Ark (Perahu/Bahtera Nabi Nuh as)!
Sebuah dewan yang terdiri dari kalangan pakar dibentuk oleh Pemerintah Rusia, di bawah Departemen Riset mereka untuk mencari tahu makna dari tulisan tersebut. Dewan tersebut memulai kerjanya pada tanggal 27 Februari 1953.
Berikut adalah nama- nama dari anggota dewan tersebut:
1. Prof. Solomon, Universitas Moskow
2. Prof. Ifa Han Kheeno, Lu Lu Han College, China
3. Mr. Mishaou Lu Farug, Pakar fosil
4. Mr. Taumol Goru, Pengajar Cafezud College
5. Prof. De Pakan, Institut Lenin
6. Mr. M. Ahmad Colad, Asosiasi Riset Zitcomen
7. Mayor Cottor, Stalin College
Kemudian ketujuh orang pakar ini setelah menghabiskan waktu selama delapan bulan akhirnya dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan kayu tersebut sama dengan bahan kayu yang digunakan untuk membangun bahtera Nabi Nuh AS, dan bahwa Nabi Nuh AS telah meletakkan pelat kayu tersebut di kapalnya demi keselamatan dari bahtera tersebut dan untuk mendapatkan Pertolongan Illahi.
Terletak di tengah- tengah dari pelat tersebut adalah sebuah gambar yang berbentuk telapak tangan dimana juga terukir beberapa kata dari bahasa Saamaani. Mr. N.F. Max, Pakar Bahasa Kuno, dari Manchester, Inggris telah menerjemahkan kalimat yang tertera di pelat tersebut menjadi:
“Ya Allah, penolongku! Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan dari Tubuh-Mu Yang Suci, yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan Shabbir. Karena mereka adalah yang teragung dan termulia. Dunia ini diciptakan untuk mereka maka tolonglah aku demi nama mereka.”
Semuanya sangatlah terkejut setelah mengetahui arti tulisan tersebut. Terutama yang membikin mereka sangatlah bingung adalah kenapa pelat kayu tersebut setelah lewat beberapa abad tetap dalam keadaan utuh dan tidak rusak sedikitpun. Pelat kayu tersebut saat ini masih disimpan dengan rapi di Pusat Penelitian Fosil Moskow di Rusia. Jika Anda sekalian mempunyai waktu untuk mengunjungi Moskow, maka mampirlah di tempat tersebut, karena pelat kayu tersebut akan menguatkan keyakinan Anda terhadap kedudukan Ahlul Bayt Alayhis Salam.
Hingga hari ini, hanya ada beberapa orang pendaki yang dapat sampai ke puncak Ararat sekaligus dapat menyaksikan dengan mata kepala sendiri sebuah artefak yang ‘maha berharga’ tersimpan abadi di puncaknya. Lalu apakah sebenarnya artefak “maha berharga” yang terkubur selama ribuan tahun di puncak Ararat itu? Menurut para ahli kepurbakalaan, mereka menafsirkan bahwa artefak dengan dimensi yang sangat besar tersebut tak lain adalah The Great Noah Ark (Perahu/Bahtera Nabi Nuh as)!
Sebuah dewan yang terdiri dari kalangan pakar dibentuk oleh Pemerintah Rusia, di bawah Departemen Riset mereka untuk mencari tahu makna dari tulisan tersebut. Dewan tersebut memulai kerjanya pada tanggal 27 Februari 1953.
Berikut adalah nama- nama dari anggota dewan tersebut:
1. Prof. Solomon, Universitas Moskow
2. Prof. Ifa Han Kheeno, Lu Lu Han College, China
3. Mr. Mishaou Lu Farug, Pakar fosil
4. Mr. Taumol Goru, Pengajar Cafezud College
5. Prof. De Pakan, Institut Lenin
6. Mr. M. Ahmad Colad, Asosiasi Riset Zitcomen
7. Mayor Cottor, Stalin College
Kemudian ketujuh orang pakar ini setelah menghabiskan waktu selama delapan bulan akhirnya dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan kayu tersebut sama dengan bahan kayu yang digunakan untuk membangun bahtera Nabi Nuh AS, dan bahwa Nabi Nuh AS telah meletakkan pelat kayu tersebut di kapalnya demi keselamatan dari bahtera tersebut dan untuk mendapatkan Pertolongan Illahi.
Terletak di tengah- tengah dari pelat tersebut adalah sebuah gambar yang berbentuk telapak tangan dimana juga terukir beberapa kata dari bahasa Saamaani. Mr. N.F. Max, Pakar Bahasa Kuno, dari Manchester, Inggris telah menerjemahkan kalimat yang tertera di pelat tersebut menjadi:
“Ya Allah, penolongku! Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan dari Tubuh-Mu Yang Suci, yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan Shabbir. Karena mereka adalah yang teragung dan termulia. Dunia ini diciptakan untuk mereka maka tolonglah aku demi nama mereka.”
Semuanya sangatlah terkejut setelah mengetahui arti tulisan tersebut. Terutama yang membikin mereka sangatlah bingung adalah kenapa pelat kayu tersebut setelah lewat beberapa abad tetap dalam keadaan utuh dan tidak rusak sedikitpun. Pelat kayu tersebut saat ini masih disimpan dengan rapi di Pusat Penelitian Fosil Moskow di Rusia. Jika Anda sekalian mempunyai waktu untuk mengunjungi Moskow, maka mampirlah di tempat tersebut, karena pelat kayu tersebut akan menguatkan keyakinan Anda terhadap kedudukan Ahlul Bayt Alayhis Salam.
Masa sih begitu isinya xii...xii...xii
BalasHapusEmang bahasa arab nabi Enoh kan Nabi dari tanah Sundaland...xii..xii...xiii
BalasHapusYah jamet
Hapus