Pidato Mahmoud Ahmadinejad di PBB September Tahun 2010
Bismillahirrahmanirrahim
Al-Hamdulillahi Rabbil
‘Alamin. Wassalamu ‘ala Sayyidina wa Nabiyyina Muhammad, wa Alihi at-Thahirina
wa Shahbihi al-Muntajabina wa ‘ala Jami’i al-Anbiya wa al-Mursalin…
Salam dan shalawat kepada
para Nabi Ilahi, khususnya Nabi Muhammad Saw, Ahlul Bayt yang suci, para
sahabat terpilihnya dan kepada seluruh para Nabi Ilahi…
Allahumma ‘Ajjil li
Waliyyika al-Faraj, wal’afiata wa an-Nashr. Waj’alna min Khairi Ansharihi wa
A’awanihi, wal Mustasyhadina baina Yadaih…
Wahai Allah Yang Maha
Besar! Percepat kemunculan Wali-Mu disertai dengan keselamatan dan kemenangan.
Jadikan kami sebagai penolong dan pendukung terbaiknya dan senantiasa berkorban
di jalannya…
Bapak Ketua dan
rekan-rekan yang mulia…
Saya bersyukur kepada
Allah Yang Maha Besar yang masih memberikan kesempatan untuk hadir lagi di
sidang Majelis Umum PBB ini. Di awal pidato, saya ingin mengingatkan semua yang
hadir untuk memberikan penghormatan kepada para korban bencana banjir bandang
yang melanda Pakistan. Saya mengucapkan belasungkawa kepada mereka yang
ditinggal, pemerintah dan bangsa Pakistan. Pada kesempatan ini juga saya
mengajak semua untuk segera menolong sesama manusia sebagai kewajiban
kemanusiaannya.
Di sini, saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada manajemen Majelis Umum PBB.
Di tahun-tahun lalu, saya
telah berbicara di depan kalian tentang sebagian harapan, kecemasan, krisis
keluarga, keamanan, kemuliaan manusia, ekonomi, iklim, harapan akan keadilan
dan perdamaian yang berkelanjutan.
Kini, kekuasaan sistem
Kapitalisme dan manajemen yang ada di dunia pasca satu abad telah sampai pada
titik akhirnya. Sistem Kapitalisme tidak mampu memberikan jawaban yang tepat
terhadap tuntutan masyarakat. Untuk itu saya akan berusaha menggambarkan
sebagian parameter sistem yang tepat bagi masa depan dengan mencermati dua
faktor utama kegagalan yang ada.
Pertama, Cara Pandang dan
Keyakinan
Kalian semua tahu tentang
misi yang diemban oleh para Nabi Ilahi. Mereka diutus untuk menyeru seluruh
manusia kepada monoteisme, cinta dan keadilan. Mereka diutus untuk
menghamparkan jalan bagi manusia mencapai kebahagiaan. Para Nabi Ilahi mengajak
manusia kepada pemikiran dan keilmuan agar lebih baik dalam mengenal hakikat.
Mereka juga diutus untuk memperingatkan manusia akan kesyirikan dan egoisme.
Hakikat seruan para Nabi
adalah satu. Setiap Nabi membenarkan Nabi sebelumnya dan memberikan kabar
gembira akan kedatangan Nabi yang baru. Para Nabi Ilahi memperkenalkan agama
yang sesuai dengan kapasitas manusia dan lebih sempurna dari yang terdahulu.
Semua ini berjalan hingga sampai kepada Nabi Muhammad Saw, Nabi pamungkas yang
mengetengahkan agama secara sempurna.
Sesuai dengan perjalanan
ini ada saja para arogan dan penyembah dunia yang berusaha menghadang seruan
yang jelas ini dan bangkit menghadapi pesan-pesan para Nabi.
Para pengikut Namrud
bangkit menghadapi Nabi Ibrahim as, para pengikut Firaun di hadapan Nabi Musa
as dan para penyembah dunia melawan Nabi Isa as dan Nabi Muhammad Saw. Di
abad-abad terakhir, dengan alasan kezaliman yang dilakukan mereka yang
mengklaim orang-orang beragama di Barat di Masa Pertengahan, segala nilai,
moral ditafsirkan sebagai faktor keterbelakangan dan meletakkannya
berhadap-hadapan dengan sains dan rasionalitas.
Pemutusan hubungan manusia
dengan Langit sejatinya manusia telah memutuskan hubungannya dengan hakikat
dirinya sendiri.
Manusia yang memiliki
potensi mengenal hakikat alam dan pencari kebenaran, cenderung akan keadilan dan
kesempurnaan, kesucian dan keindahaan dan menjadi wakil Allah di bumi telah
berubah menjadi keberadaan yang terbatas pada materi. Kewajiban manusia
didefinisikan tidak lebih dari upaya untuk sampai pada kelezatan individu.
Naluri manusia telah menggantikan esensi hakikat manusia.
Seluruh manusia dan
bangsa-bangsa dianggap sebagai rival masing-masing. Kebahagiaan seorang
individu atau sebuah bangsa didefinisikan dengan mengganggu, menghabisi dan
menumpas lainnya. Pertikaian merusak untuk tetap eksis dijadikan dasar dalam
mengatur hubungan sesama manusia menggantikan Interaksi konstruktif dan saling
menyempurnakan.
Penyembahan modal dan
hegemoni telah menggantikan monoteisme yang menjadi rahasia persatuan dan
cinta.
Semua aksi luas
penentangan terhadap nilai-nilai ilahi telah membuka jalan bagi perbudakan dan
penjajahan.
Bagian luas dari dunia
berada di bawah kekuasaan beberapa negara Barat. Puluhan juta manusia telah
dijadikan budak dan puluhan juta keluarga telah tercerai-berai. Seluruh
sumber-sumber kekayaan, hak dan budaya bangsa-bangsa jajahan telah dijarah.
Tanah air yang diduduki dan masyarakat asli telah dibantai dan dihinakan.
Namun dengan bangkit
bangsa-bangsa, para imperialis semakin terisolasi dan kemerdekaan bangsa-bangsa
kemudian diakui. Harapan akan penghormatan, kesejahteraan dan keamanan telah
hidup di tengah bangsa-bangsa. Di awal-awal abad lalu, slogan-slogan indah
kebebasan, hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi telah menciptakan banyak
harapan yang menjadi obat penawar bagi luka-luka dalam yang masih menganga.
Namun kini bukanhanya harapan-harapan itu tidak terealisasikan, justru kenangan
yang lebih pahit dari masa lalu dalam sejarah yang terekam dalam ingatan.
Dalam dua Perang Dunia,
penjajah Palestina, dalam perang Korea dan Vietnam, dalam perang Irak-Iran,
dalam penjajahan Afghanistan dan Irak dan dalam perang-perang di Irak, ratusan
juta manusia tewas, terluka dan menjadi pengungsi.
Terorisme, produksi
narkotika, kemiskinan dan kesenjangan sosial telah semakin meluas. Pelbagai
pemerintahan kudeta dan diktator yang didukung Barat di Amerika Selatan telah
melakukan kejahatan yang luar biasa.
Bukannya melucuti senjata,
produksi dan simpanan senjata-senjata nuklir, biologi dan kimia justru semakin
meluas. Dunia kini berada dalam ancaman yang lebih besar.
Dengan demikian, tampaknya
apa yang terjadi adalah penerapan dari tujuan-tujuan para imperialis dan
pemilik budak, tapi kali ini dengan slogan-slogan baru.
Kedua, Faktor Manajemen
Global dan Sistem Berkuasa
Masyarakat dan
Perserikatan Bangsa-Bangsa dibentuk dengan slogan menegakkan perdamaian dan
keamanan, serta menjaga HAM.
Mekanisme manajemen yang
berlaku di dunia dapat diteliti dengan membedah tiga peristiwa.
Pertama: 11 September yang
telah mempengaruhi kondisi dunia sekitar 10 tahun.
-Secara tiba-tiba
ditayangkan ke seluruh penjuru dunia berbagai rekaman serangan terhadap menara
kembar.
-Kira-kira semua
pemerintah dan politisi terkemuka mengecam serangan tersebut.
-Motor propaganda pun bergerak
dan dunia diambang ancaman besar dengan nama terorisme dan diumumkan bahwa
satu-satunya jalan keluar adalah invasi militer ke Afghanistan.
-Pada akhirnya,
Afghanistan dan tidak lama kemudian Irak diduduki.
Mohon diperhatikan;
Diklaim bahwa serangan 11
September telah menewaskan sekitar 3.000 orang dan kami sangat menyayangkan hal
tersebut. Namun di Afghanistan dan Irak hingga kini ratusan ribu orang tewas
dan jutaan lainnya cedera serta bentrokan terus meningkat setiap harinya.
Terkait pelaku serangan 11
September, ada tiga pendapat:
1-Kelompok teroris yang
sangat kuat dan pelik yang berhasil menembus seluruh lapisan keamanan dan
intelejensi Amerika. Pendapat ini yang disebar luaskan oleh pemerintah Amerika.
2-Sebagian pihak di dalam
pemerintah Amerika Serikat untuk menciptakan perubahan dalam proses kelesuan
ekonomi Amerika dan penguasaan Washington terhadap Timur Tengah dan juga upaya
penyelamatan rezim Zionis. Mayoritas warga Amerika, bangsa-bangsa, dan juga
para politisi dunia yang meyakini pendapat ini.
3-Sebuah kelompok teroris
yang didukung dan dimanfaatkan oleh pemerintah Amerika Serikat kala itu.
Tampaknya pendapat ini yang mendapat dukungan paling sedikit.
Dokumen terpenting dari
tuduhan tersebut adalah beberapa paspor yang diangkat dari puing-puing dahsyat
itu dan sebuah rekaman video dari seorang yang tidak jelas tempat tinggalnya.
Namun disebutkan bahwa sebelumnya ia pernah terlibat dalam kontrak dagang
minyak dengan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat. Ingin dikesankan bahwa
karena kebakaran hebat dan ledakan, tidak ada sisa dari para pelakunya serangan
itu.
Ada beberapa pertanyaan
pokok yang belum terjawab
1-Apakah logika tidak
membenarkan bahwa pertama harus dilakukan penelitian serius oleh
kelompok-kelompok independen dan kemudian identifikasi seluruh pelaku dan
menentukan program untuk menindak mereka.
2-Bila pendapat pemerintah
Amerika diterima, apakah tindakan terhadap kelompok teroris, adalah invasi
meluas, perang teratur, dan pembantaian ratusan ribu orang?
3-Apakah tidak mungkin
dilakukan seperti cara Iran dalam menyikapi kelompok teroris Rigi yang telah
membuat 400 warga Iran gugur dan cedera? Dalam operasi yang dilancarkan Iran
tak satupun nyawa orang yang tidak berdosa yang melayang.
Diusulkan bahwa PBB harus
membentuk tim pencari fakta terkait Serangan 11/9 sehingga sejumlah pihak tidak
melarang penyampaian pendapat terkait masalah ini.
Di sini, Saya ingin
mengumumkan bahwa Republik Islam Iran, tahun depan, akan menjadi tuan rumah sebuah
konferensi yang bertujuan mengidentifikasi terorisme dan mencari mekanisme
menghadapinya. Untuk itu, Saya mengundang para pejabat dunia, pemikir,
intelektual dan peneliti untuk menghandiri konferensi ini.
Kedua: Pendudukan
Palestina
Bangsa tertindas Palestina
selama 60 tahun berada di bawah pendudukan Rezim Zionis Israel, dan mereka
tidak mendapat kebebasan, keamanan dan hak kedaulatan. Akan tetapi keberadaan
para penjajah malah diakui.
Hingga kini, Zionis Israel
melakukan perang sebanyak 5 kali. Rezim ini melakukan perang terburuk terhadap
Lebanon dan Gaza karena membantai warga-warga tak berdosa. Zionis Israel juga
melanggar semua ketentuan internasional bahkan menyerang konvoi kapal
pengangkut bantuan kemanusiaan dan membantai warga tak berdosa.
Rezim Zionis Israel
mendapat dukungan dari sejumlah negara Barat. Rezim ini juga selalu
mengintimidasi kawasan dan meneror tokoh-tokoh Palestina dan negara lainnya.
Bahkan para pendukung Palestina dan penentang Zionis Israel menyandang status
sepeti teroris dan anti-Yahudi, serta terus mendapat tekanan. Semua nilai
bahkan kebebasan berpendapat di Eropa dan AS diberangus Rezim Zionis.
Semua solusi gagal
diselesaikan karena tidak memperhatikan hak-hak bangsa Palestina.
-Jika semenjak awal, hak
kedaulatan bangsa Palestina diakui sebagai ganti dari mengakui rezim penjajah
Zionis Israel, apakah kita akan menyaksikan semua kejahatan yang terjadi?!!
-Usulan kami adalah
pemulangan pengungsi Palestina ke tanah air mereka dan merujuk pada referendum
semua warga Palestina untuk menentukan kedaulatan dan bentuk pemerintahan.
Ketiga: Energi Nuklir
Energi nuklir, bersih,
murah, dan merupakan kenikmatan ilahi yang juga salah satu alternatif terbaik
untuk mengurangi polusi bahan bakar fosil.
Traktat Non Proliferasi
Nuklir (NPT) mengizinkan semua anggotanya untuk memanfaatkan nuklir sipil tanpa
batas, dan bahkan Badan Tenaga Nuklir Internasional (IAEA) berkewajiban
mendukung dan melindungi dari sisi teknis dan hukum.
Bom nuklir adalah senjata
anti-kemanusiaan yang harus dimusnahkan total. NPT juga melarang produksi bom
nuklir dan penyimpanannya, bahkan menilai pelucutan senjata nuklir sebagai
keharusan.
Akan tetapi perhatikanlah
apa yang dilakukan sejumlah pemilik senjata nuklir yang juga anggota Dewan
Keamanan (DK) PBB.
-Mereka malah menilai
tenaga nuklir sebagai bom, dan berupaya memonopolinya dan menekan IAEA agar
membatasi kepemilikan tenaga nuklir ini hanya untuk segelintir negara.
-Pada saat yang sama, negara-negara
itu menimbun bom nuklir dan memproduksinya. Tentu Anda mendengar bahwa
pemerintah Amerika tahun ini mengalokasikan 80 milyar dolar untuk bom nuklir.
Kebijakan seperti ini
bukan hanya membuat perlucutan senjata tidak terealisasi, tapi malah terjadi
perluasan senjata nuklir di sejumlah wilayah termasuk Rezim Zionis Israel yang
penjajah dan pengancam.
Di sini diusulkan sebagai
agar tahun 2011 dinamakan sebagai tahun pelucutan senjata nuklir, energi nuklir
untuk semua, senjata nuklir tidak untuk siapa pun.
Dalam semua masalah ini,
PBB tidak dapat melakukan langkah penting. Sangat disayangkan bahwa dalam
dekade yang diberi nama Dekade Perdamaian, justru terjadi peperangan, agresi
dan pendudukan. Bahkan ratusan ribu orang tewas dan terluka, yang terus
bertambah karena permusuhan dan kedengkian.